Bijak dan Waspada Ketika Menghadapi Anak Demam dan MuntahSelasa, 17 April 2018
Artikel
Naluri orangtua biasanya kuat untuk hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan Si Kecil. Namun, tidak jarang hal tersebut menimbulkan kecemasan berlebih pada orangtua. Misalnya, demam dan muntah yang seringkali terjadi sehingga membuat orang tua panik. Namun pada dasarnya, demam merupakan reaksi pertahanan tubuh Si Kecil terhadap proses infeksi yang sedang berlangsung. Apabila ia mengalami demam yang disertai dengan muntah, maka Ayah dan Bunda sebaiknya perlu mengetahui beberapa kemungkinan penyebabnya, antara lain:
- Infeksi pada saluran pencernaan, seperti gastroenteritis.
Penyebabnya dapat berupa bakteri maupun virus. Contoh infeksi virus yang sering menyerang adalah Rotavirus. Sementara, bakteri yang sering menyebabkan infeksi antara lain Salmonella dan E. Coli. Selain demam dan muntah, umumnya terdapat gejala lain seperti sakit perut hingga diare.
- Infeksi saluran pernapasan.
Infeksi saluran pencernaan ditandai dengan batuk, terkadang juga dapat disertai muntah. Gejala penyerta lainnya adalah batuk, pilek, hingga sesak napas.
- Infeksi saluran kencing.
Umumnya disertai nyeri saat berkemih atau urin yang berbau tidak seperti biasanya.
- Infeksi telinga.
Infeksi telinga juga dapat ditandai dengan demam dan penurunan nafsu makan, mual, hingga Si Kecil muntah akibat badannya tidak enak, disertai nyeri pada telinga, atau keluar kotoran dan cairan dari telinga.
Untuk muntah sendiri sebenarnya bukanlah sebuah penyakit, melainkan suatu gejala berupa keluarnya isi lambung dan usus melalui mulut dengan paksa atau dengan kekuatan. Umumnya disebabkan oleh masalah pencernaan seperti alergi dan keracunan makanan. Biasanya hal ini terjadi setelah Si Kecil mengonsumsi makanan yang bersifat alergen ataupun makanan yang tidak terjamin kualitas dan kebersihannya. Padahal, salah satu syarat MPASI yang dianjurkan WHO dan UNICEF, kebersihan makanan adalah yang utamanya. Mungkin Bunda bisa mengingat kembali apakah sebelumnya Si Kecil pernah mengonsumsi makanan di luar rumah atau mencoba jenis makanan baru. Apabila muntah yang dialami Si Kecil cukup berat, coba perhatikan dan ikuti langkah-langkah berikut ini:- Cegah dehidrasi. Prinsip penanganan anak yang muntah di rumah adalah untuk mencegah dehidrasi. Maka, periksa apakah ada tanda-tanda dehidrasi seperti di bawah ini:
- Mulut kering
- Menangis tanpa keluar air mata
- Frekuensi dan jumlah air seni berkurang
- Si Kecil terlihat lemah dan mengantuk
- Setelah 8 jam tanpa muntah, atau jika Si Kecil merasa lapar, berikan makanan yang tidak pedas atau tidak terlalu berbumbu, dalam porsi sedikit demi sedikit.
- Berikan obat penurun panas atas saran dokter, terutama bila ini kasus yang pertama kalinya. Hati-hati jika Si Kecil memiliki alergi obat. Tujuan obat penurun panas adalah untuk menurunkan suhu tubuh agar tidak terlalu tinggi dan anak merasa nyaman, namun tidak dapat mengatasi penyebab sakit. Orangtua dapat memberikan obat penurun panas bila suhunya mencapai 38C (suhu lipat ketiak). Selain obat penurun panas, orangtua juga bisa memberikan kompres hangat pada bagian lipatan tubuh seperti leher, ketiak, selangkangan untuk membantu menurunkan panas.
- Si Kecil muntah lebih dari satu hari.
- Muntah berwarna hijau atau mengandung darah.
- Si Kecil menunjukkan tanda-tanda dehidrasi berat, seperti selalu mengantuk, rewel, rasa haus yang amat sangat atau tidak buang air kecil sama sekali.
- Muncul nyeri perut.
- Si Kecil mengalami sakit kepala, kaku leher, kejang, atau terdapat ruam di kulitnya.
- Si Kecil mengalami sesak napas, atau bibirnya membiru.