Tidur berkualitas memiliki peran penting dalam proses tumbuh kembang kesehatan fisik dan mental Si Kecil. “Hormon pertumbuhan kebanyakan diproduksi saat Si Kecil tertidur lelap,” jelas Judith Owens, M. D, director of sleep medicine di Children’s National Medical Center. Oleh karena itu, beberapa masalah kesehatan pada Si Kecil dapat muncul akibat waktu tidur yang kurang, kebiasaan sebelum tidur, hingga posisi Si Kecil ketika tidur.
Walau pada banyak kasus, posisi tidur telungkup sepertinya dapat membuat Si Kecil tidur lebih nyenyak namun, posisi tidur yang diyakini paling aman saat ini untuk bayi adalah telentang, berbaring bertumpu pada punggung. Apa saja keunggulan posisi tidur telungkup?
- Efektif untuk anak yang memiliki gejala refluks gastroesofageal (kembalinya isi lambung ke kerongkongan).
- Efektif untuk anak yang mengalami kelainan bentuk pada saluran napas (terjadi pada sindrom Pierre Robin, sindrom down, dan lain-lain).
- Efektif untuk anak yang lahir prematur dan mengalami masalah saluran pernapasan. Posisi tengkurap pada bayi baru lahir prematur diyakini dapat memperbaiki aliran oksigen dari paru-parunya.
Sempat disinggung di atas bahwa posisi telentang diyakini sebagai posisi tidur bayi yang paling aman. Hal tersebut bukanlah tanpa bukti, pada anak di bawah usia 1 tahun, posisi telungkup meningkatkan risiko SIDS (Sudden Infant Death Syndrome atau sindrom kematian bayi secara mendadak). Seperti yang dilansir oleh situs Baby Center, frekuensi SIDS terjadi lebih tinggi pada anak usia 1-4 bulan. Penyebab pastinya sendiri belum diketahui, tetapi diyakini bahwa bayi yang telungkup mendapatkan asupan oksigen lebih rendah dan mengeluarkan karbondioksida lebih sedikit.
Namun tidak hanya posisi tengkurap saja, ada faktor risiko lain yang dikaitkan dengan peningkatan risiko SIDS antara lain ibu perokok, perawatan antenatal (sebelum melahirkan) yang buruk, ibu hamil usia muda, bayi kurang bulan atau dengan berat lahir rendah, jenis kelamin bayi laki-laki, dan alas tidur yang sangat lembut.
Tidur dalam posisi telentang merupakan rekomendasi posisi paling aman untuk sebagian besar bayi pada 6 bulan pertama kehidupan mereka, kecuali bila terdapat kontraindikasi medis tertentu. Orangtua juga sering mengkhawatirkan bentuk tengkorak bayi yang dapat terpengaruh apabila ditempatkan dalam posisi yang sama. Hal ini sebetulnya tidak mempengaruhi pertumbuhan otaknya dan pada kebanyakan bayi bentuknya akan kembali normal seiring dengan pertumbuhan.
Untuk mencegah bentuk bagian belakang kepalanya rata, Bunda bisa lakukan hal ini: ketika bayi terjaga, ganti-ganti posisi tidurnya selain telentang minimal 15 menit selama beberapa kali dalam sehari. Telungkup saat terjaga penting untuk perkembangan anak untuk melatih kemampuan motoriknya, seperti melatih otot lehernya mengangkat kepala atau menggunakan tangannya untuk bermain.
Memosisikan Si Kecil telentang ketika tidur dan telungkup ketika bermain akan lebih baik untuk kesehatannya. Agar Si Kecil lebih mudah terlelap dalam posisi telentang, letakkan bantal yang nyaman dalam dekapannya. Apabila Si Kecil ingin tidur telungkup, pastikan bahwa kondisinya sehat, tidak memiliki faktor risiko SIDS, Si Kecil sudah mampu untuk membalikkan badannya sendiri dan mengangkat kepalanya, serta selalu berada dalam pengawasan Ayah dan Bunda.