Serba-Serbi Cara Mengatasi Perut Kembung pada Si KecilKamis, 19 April 2018
Artikel
Tidak hanya orang dewasa yang bisa mengalami perut kembung. Anak-anak pun ternyata bisa mengalaminya. Perut kembung merupakan keluhan ketika perut terasa penuh dan tegang, terkadang disertai dengan menurunnya frekuensi buang angin. Pada anak maupun dewasa normal, frekuensi buang angin dapat mencapai 14-23 kali sehari. Penyebab perut kembung antara lain tertelannya udara, konsumsi makanan atau minuman tertentu, atau diakibatkan oleh proses pencernaan yang kurang baik. Si Kecil lebih rentan mengalami perut kembung karena saluran pencernaannya belum berkembang sempurna. Dalam situasi tertentu, seperti saat sedang makan, minum atau berbicara, udara seringkali ikut tertelan dalam jumlah sedikit. Apabila aktivitas makan dan minum dilakukan dalam durasi singkat, maka udara yang tertelan pun semakin banyak. Pada Si Kecil, sering menangis juga menyebabkan lebih banyak udara masuk ke dalam perut. Udara ini dapat terjebak dalam lambung atau diteruskan ke usus, sehingga membuat perut kembung. Setelah Bunda ingat-ingat lagi, ternyata Si Kecil sering alami cegukan atau bersendawa setelah makan? Kemungkinan besar ini juga terkait dengan banyaknya udara yang tertelan akibat makan terlalu cepat. Selain faktor di atas, beberapa penyebab perut kembung antara lain:
- Makanan Makanan yang tinggi serat, seperti kacang-kacangan, kubis dan kol.
- Minuman Minuman berkarbonasi atau soda juga dapat meningkatkan produksi gas dalam saluran cerna.
- Intoleransi laktosa Terkait dengan absennya enzim yang bertugas mencerna laktosa dalam tubuh. Akibatnya, ketika Si Kecil mengonsumsi produk susu dan olahannya yang mengandung laktosa, tubuh tidak mampu mencerna dan timbul keluhan perut kram, kembung, hingga diare.
- Infeksi saluran cerna Contohnya adalah gastroenteritis. Gastroenteritis adalah peradangan pada lambung dan usus akibat bakteri atau virus.
- Sembelit Kesulitan buang air besar dapat menyebabkan kembung akibat proses pembuangan zat sisa yang tidak lancar, ini berakibat perut akan terasa penuh
- Saat memberikan Si Kecil makan, lakukan dengan perlahan. Porsi suapan juga jangan terlalu banyak agar ia dapat mengunyah dengan baik dan mengurangi udara yang masuk ke dalam saluran cernanya.
- Sebaiknya hindari penggunaan sedotan ketika minum untuk meminimalkan udara yang masuk ke dalam perut.
- Perubahan konsumsi beberapa jenis makanan juga dapat mencegah atau mengatasi terbentuknya gas secara berlebihan. Sebagian besar makanan yang mengandung karbohidrat meningkatkan produksi gas. Semakin tinggi serat makanan, kandungan gas yang ditimbulkan juga semakin tinggi. Namun, jangan hentikan konsumsi jenis makanan tersebut, kurangi sedikit porsinya dan variasikan menu dengan jenis makanan lain agar asupan nutrisi Si Kecil tetap lengkap.
- Catat jenis dan jumlah makanan serta minuman yang mudah membuat perut anak kembung. Jenis makanan ini untuk satu anak dengan anak lainnya tidak sama, karena bergantung pada jumlah dan jenis bakteri pencerna makanan yang terdapat pada usus besar masing-masing anak. Pada umumnya, jenis-jenis makanan tersebut antara lain:
-
- Sayuran dan kacang polong
- Buah-buahan Buah yang mengandung fruktosa, sorbitol (pemanis buatan), atau serat yang larut seperti apel, pisang, pir, persik, jeruk, dan kismis.
- Produk olahan susu Produk jenis ini mengandung laktosa dan dapat meningkatkan produksi gas.
- Gandum Gandum mengandung serat dalam jumlah tinggi dan dapat memicu produksi gas berlebih.
- Minuman Minuman berkarbonasi, jus buah, serta sirup yang mengandung fruktosa dan sorbitol.
-
- Tingkatkan aktivitas fisik anak. Keluhan perut kembung umumnya akan berkurang dan gas dapat keluar lebih mudah.
- Penurunan berat badan.
- Perut tampak menggembung atau besar.
- Tidak ada nafsu makan.
- Sering merasa mual dan muntah.
- Gejala masih ada meskipun telah dilakukan perubahan pola makan seperti anjuran di atas.