Wajarkah Apabila Anak Menangis di Malam Hari?Sabtu, 21 April 2018
Artikel
Aktivitas tidur adalah kebutuhan penting dalam hidup kita, terutama pada masa anak-anak ketika proses pertumbuhan banyak terjadi pada saat mereka tidur. Menurut penelitian yang dilakukan University of Arizona, anak balita yang cukup tidur mempunyai kemampuan lebih tinggi dalam hal memproses informasi dan mengaplikasikan pengetahuanya. Saat mereka cukup tidur maka tubuh menjadi lebih fit serta mampu memproses informasi yang diterima secara optimal. Namun, tidak jarang Ayah dan Bunda mendapati Si Kecil terbangun dari tidur malamnya sembari menangis. Kira-kira apa sebab dan bagaiman cara mengatasinya, ya? Menangis dapat merupakan salah satu sinyal yang diberikan Si Kecil bahwa ada sesuatu yang “salah” dan harus segera mendapat perhatian. Apabila ia sering menangis dalam waktu yang lama atau tangisnya tidak kunjung mereda, orangtua bisa saja merasa lelah dan frustrasi. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat Ayah dan Bunda lakukan ketika anak menangis:
- Jaga diri agar tetap tenang. Ketika Ayah dan Bunda fokus juga tenang, lebih mudah mencari penyebab Si Kecil menangis dan solusinya.
- Cari hal yang kira-kira dibutuhkan anak. Penyebab seringnya anak menangis pada malam hari antara lain:
- Lapar
- Popok atau celana basah.
- Suhu ruangan terlalu panas atau dingin.
- Tidak enak badan. Cek apakah Si Kecil mengalami gejala batuk, pilek, atau gangguan pencernaan.
- Masalah pencernaan. Apabila Si Kecil masih menyusu, makanan yang dikonsumsi Bunda sebelumnya dapat menyebabkan masalah pencernaan pada Si Kecil, misalnya kembung dan kolik.
- Gigitan serangga atau tungau.
- Tumbuh gigi. Umum dialami Si Kecil berusia 4 bulan hingga 2 tahun.
- Ia terlalu aktif di siang hari. Bermain dengan heboh dan seru bisa terbawa hingga ia tidur dan bermimpi.
- Si Kecil hanya ingin dipeluk. Hal ini dapat membuatnya merasa nyaman.
- Perhatikan adakah sinyal khusus dari Si Kecil, seperti:
- Suara tangisan yang berbeda. Mungkin awalnya semua tangisan terdengar sama, namun lama-kelamaan orangtua akan paham perbedaan tangisan ketika Si Kecil lapar, mengantuk, lelah, dan sebagainya. Biasanya tangisan tersebut disertai dengan bahasa tubuh dan ekspresi wajah yang berbeda, hingga intensitas dan tinggi suara yang berbeda.
- Reaksi terhadap stimulasi tertentu, seperti lingkungan sekitar.
- Perubahan suasana hati.
- Jangan menggoyangkan bayi. Alih-alih menenangkannya, hal tersebut justru dapat mengganggu pembuluh darah pada otak bayi yang tidak mampu menoleransi dampak atau benturan yang diakibatkan goyangan tersebut.
- Cari informasi lebih banyak. Bunda bisa bertukar pikiran dan pengalaman dengan keluarga, kerabat, atau teman yang memiliki anak kecil dengan masalah serupa. Dengan cara ini, beban masalah bisa sedikit berkurang dan alternatif solusi bisa didapat.